Bagi para kalangan petani kelas bawah seperti saya tidak terlalu memusingkan jenis varietas mana yang di prioritaskan. Tetapi yang paling penting adalah quantitas, rasa dan kualitas bagi kami sama saja. Didalam menanam padi bukan hanya kualitas saja yang diperhatikan tetapi kemi lebih berpegang pada pengalaman kami dari musim-ke-musim tanam padi dengan melihat hasil yang dipanen.
Hasil panen yang diperolah lebih banyak, inilah yang kami fokuskan. Pada musim yang sama tahun berikutnya kami sudah dipastikan akan menanam kembali jenis varietas padi yang sama seperti musim tahun sebelumnya. Varietas yang populer bagi para petani diantaranya, Rojo lele, Menthik wangi, Mbramo, Inpari dan IR64 meskipun saat ini benih jenis ini sudah agak susah didapatkan.
Oleh Kementerian Pertanian RI mengelompokkan padi berdasarkan keunggulannya, yaitu;
- Varietas unggul produktivitas tinggi, diatas 8 ton gabah kering giling(GKG) per/ha. contoh: padi hibrida, maro, rokan, hipa-4, hipa-5, hipa-6, serta gilinsing, cimelati, ciapus dan fatmawati.
- Varietas unggul hasil stabil, yakni berproduksi 5-7 ton (GKG) per/ha. Mamberamo, widas, ciherang dan cemelati
- Varietas unggul mutu citarasa pulen. Contoh: ciherang ,cigeulis dan cibogo
- Varietas unggul mutu gizi, aleuron, antosianin, beta carotein, dll. Contoh: aek sibundong dan cere harendong(beras merah), cisokan dan margasari
- Varietas unggul sawah dataran tinggi yang adaptif di ketinggian 600-700 m dpl. Contoh:sarinah, BS 88 SHS dan inpari 15
- Varietas unggul umur genjah , umur 90-100 hst. Contoh: silu gonggo, inpago unram dan ciujung
0 Komentar
Penulisan markup di komentar