Beragam cara untuk meningkatkan produktivitas padi hingga 3 kali lipat, diantaranya:pilih varietas tepat, budidaya intensif, penggunaan mikrob pendongkrak produksi, serta atasi hama dan penyakit dengan bijak.
Batang-batang padi di sawah milik Markuat bagai dalam pepatah "kian berisi, kian merunduk" . Pantas saja jika setiap batang padi milik Markuat harus menggendong padi hingga 500-600 bulir padi. Petani kebanyakan rata-rata hanya memperoleh 150-200 bulir padi per/tangkai.
Bukan hanya banyak, bulir padi di sawah milik Markuat bernas alias 'penuh berisi'. Petani padi di Tarogong, Kab.garut, Prov.Jawa Barat, itupun berani memprediksi hasil panen dari penanaman kali itu bakal melonjak tajam. Memang dari awal Markuat sudah melihat jumlah anakan per/rumpun juga luar biasa, mencapai 60 anakan. Lazimnya hanya 15-20 anakan per/rumpun.
Benar saja hasil panen pada April 2012 itu menunjukkan produktivitas padi mencapai 17 ton/ha GKP(Gabah Kering Panen). Angka itu lebih tinggi dari pada produktivitas nasional rata-rata 5-6 ton GKP per/ha.
Dengan lonjakan produksi itu Markuat mengantongi omset 3-kali lipat dari pada petani lain. Menurut Markuat kunci meraih produktivitas tinggi itu karena ia memilih varietas padi tinggi produksi. Yakni varietas 'sertani' yang memiliki potensi hasil hingga 14 ton GKG per/ha. Itu dikombinasikan dengan tehnik budidaya intensif.
Batang-batang padi di sawah milik Markuat bagai dalam pepatah "kian berisi, kian merunduk" . Pantas saja jika setiap batang padi milik Markuat harus menggendong padi hingga 500-600 bulir padi. Petani kebanyakan rata-rata hanya memperoleh 150-200 bulir padi per/tangkai.
Bukan hanya banyak, bulir padi di sawah milik Markuat bernas alias 'penuh berisi'. Petani padi di Tarogong, Kab.garut, Prov.Jawa Barat, itupun berani memprediksi hasil panen dari penanaman kali itu bakal melonjak tajam. Memang dari awal Markuat sudah melihat jumlah anakan per/rumpun juga luar biasa, mencapai 60 anakan. Lazimnya hanya 15-20 anakan per/rumpun.
Benar saja hasil panen pada April 2012 itu menunjukkan produktivitas padi mencapai 17 ton/ha GKP(Gabah Kering Panen). Angka itu lebih tinggi dari pada produktivitas nasional rata-rata 5-6 ton GKP per/ha.
Dengan lonjakan produksi itu Markuat mengantongi omset 3-kali lipat dari pada petani lain. Menurut Markuat kunci meraih produktivitas tinggi itu karena ia memilih varietas padi tinggi produksi. Yakni varietas 'sertani' yang memiliki potensi hasil hingga 14 ton GKG per/ha. Itu dikombinasikan dengan tehnik budidaya intensif.
Adapun tehnik intensif yang di terapkan oleh Markuat guna mendongkrak produktivitas padinya adalah sebagai berikut,
- Taburkan 1 ton kapur pertanian per/ha sebelum pembajakan lahan. Sepekan kemudian taburkan pupuk dasar berupa SP36, ZA dan KCL masing-masing 50Kg dan 5Kg karbofuran merata diatas permukaan tanah.
- Tanam bibit sertani berumur 18 hari sedalam 1cm pada jarak 30cm x 30cm dengan sistem tanam jajar legowo 4.1
- Pada umur 10 hari setelah tanam, berikan pupuk susulan berupa 150 kg Urea. Pada hari ke-20 dan ke-30 pascatanam, tambahkan NPK masing-masing 250 kg dan 200 kg.
- Pengendalian hama dan penyakit menggunakan 600 ml insektisida, 30 gram fungisida dan 750 ml pupuk daun yang dicampur dalam 108 liter air per/ha. Pemberian larutan itu rutin setiap 10 hari hingga tanaman berumur 30 hari setelah tanam.
- Genangi lahan dengan ketinggian air 2 cm di atas tanah selama 25 hari, mulai hari ke-5 sampai ke-30 pascatanam. Setelah itu pertahankan lahan macak-macak hingga padi berumur 75 hari.
- Tiga pekan sebelum panen, keringkan lahan dengan membuka saluran air. Panen padi saat tanaman berumur 100 hari setelah tanam.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar