Oleh BSW Adji Koesoemo pegiat pertanian di Yogyakarta, bersama rekannya Hertanto mendapatkan 160 butir beras dari penduduk yang menemukan di bawah reruntuhan candi di kawasan Klaten pada 16 Februari 2006 silam. Beras yang dalam satu butirnya memiliki 2 warna yaitu 'putih&merah' itu diduga berasal dari sekitar abad ke-VII.
Mereka kemudian memilah-milah beras yang masik nampak bagus dan didapat 120 bulir yang masih memiliki mata beras. Unutk percobaan dibagi menjadi 2 populasi, 100 butir ditanam tanpa ditutup sekam, sedangkan sisanya ditutupi media sekam padi rojolele. Hasilnya, dari 120 benih yang ditanam ternyata 88 yang berkecambah dan ada 7 batang yang tumbuh masing-masing dengan 2 anakan.
Dari beberapa induk tersebut dihasilkan 2411 bulir padi yang kemudian dibudidayakan di 12 daerah. Setelah panen pertama, generasi kedua beras merah-putih itu dikembangkan diberbagai daerah, seperti Banyumas, Banjarnegara dan Pati(Jawa Tengah), Kediri, Sumenep(Jatim), Bantul(Yogyakarta), Sumatera, kalimantan, Sulawesi, maluku, Papua dan Bali. Bahkan saat ini sudah dikembangkandi 230 titik diberbagai provinsi. Padi itu pun diberi nama varietsas merah-putih RI-1.
Menurut Adji Koesoemo beras merah putih memiliki kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan beras putih atau merah biasa. Beras merah-putih mengandung zat besi tinggi, yaitu 4,61 mg/100 gram dibandingkan beras putih yang hanya 0,13 mg. Zat besi tinggi bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan dan kecerdasan anak-anak. Sementara untuk orang dewasa, zat besi dapat mencegah kepikunan dini.
Beras merah-putih juga aman dikonsumsi penderita diabetes karena kandungan karbohidrat paling rendah, yakni 71,34 %. Bandingkan dengan beras putih yang mencapai 80 % dan beras merah biasa 75 %.
Mereka kemudian memilah-milah beras yang masik nampak bagus dan didapat 120 bulir yang masih memiliki mata beras. Unutk percobaan dibagi menjadi 2 populasi, 100 butir ditanam tanpa ditutup sekam, sedangkan sisanya ditutupi media sekam padi rojolele. Hasilnya, dari 120 benih yang ditanam ternyata 88 yang berkecambah dan ada 7 batang yang tumbuh masing-masing dengan 2 anakan.
Dari beberapa induk tersebut dihasilkan 2411 bulir padi yang kemudian dibudidayakan di 12 daerah. Setelah panen pertama, generasi kedua beras merah-putih itu dikembangkan diberbagai daerah, seperti Banyumas, Banjarnegara dan Pati(Jawa Tengah), Kediri, Sumenep(Jatim), Bantul(Yogyakarta), Sumatera, kalimantan, Sulawesi, maluku, Papua dan Bali. Bahkan saat ini sudah dikembangkandi 230 titik diberbagai provinsi. Padi itu pun diberi nama varietsas merah-putih RI-1.
Menurut Adji Koesoemo beras merah putih memiliki kandungan gizi yang lebih baik dibandingkan beras putih atau merah biasa. Beras merah-putih mengandung zat besi tinggi, yaitu 4,61 mg/100 gram dibandingkan beras putih yang hanya 0,13 mg. Zat besi tinggi bermanfaat untuk mendukung pertumbuhan dan kecerdasan anak-anak. Sementara untuk orang dewasa, zat besi dapat mencegah kepikunan dini.
Beras merah-putih juga aman dikonsumsi penderita diabetes karena kandungan karbohidrat paling rendah, yakni 71,34 %. Bandingkan dengan beras putih yang mencapai 80 % dan beras merah biasa 75 %.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar