Negara produsen beras terkemuka adalah China. Negeri Tirai Bambu itu menghasilkan 31% dari total produksi dunia. Sementara India dan Indonesia menempati posisi ke-2 dan ke-3 dengan produksi masing-masing 20% dan 9%.
Namun, hanya sebagian kecil produksi beras dunia yang diperdagangkan antar negara, 5-6% dari total produksi dunia. Thailand merupakan negara pengekspor padi utama dengan jumlah sekitar 26% dari total beras yang diperdagangkan di dunia. Diikuti Vietnam(15%) dan Amerika Serikat(11%).
Sementara Indonesia merupakan pengimpor beras terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan dunia) diikuti Bangladesh(4%) dan Brasil(3%). Sejatinya Indonesia pernah berhasil memacu produksi padinya sampai dengan pertengahan 1980-an. Bahkan pernah mengalami swasembada padi pada 1983-1984 dengan rata-rata produksi padi 5-6 ton GKP(gabah kering panen) per/hektar.
Namun sejak awal 1990-an suplai beras tidak lagi mampu memenuhi laju kebutuhan beras nasional, sehingga impor beras terus meningkat dari tahun ke tahun dan menjadikan Indonesia negara pengimpor beras. Lonjakan impor beras paling tinggi terjadi pada 1998, yaitu sebesar 5,8juta ton karena adanya krisis ekonomi, setelah itu impor relatif menurun hingga mencapai 733,2ribu ton pada tahun 2001.
Alih fungsi lahan,
Salah satu penyebab menurunnya produksi padi nasional adalah adanya alih fungsi lahan produktif yang sangat besar. Menurut Menteri Kementerian Pertanian RI, setiap tahun ada 100.000ha sawah beririgasi teknis beralih fungsi menjadi lahan nonpertanian, contohnya perumahan, pabrik, perkantoran dan jalan.
Namun, hanya sebagian kecil produksi beras dunia yang diperdagangkan antar negara, 5-6% dari total produksi dunia. Thailand merupakan negara pengekspor padi utama dengan jumlah sekitar 26% dari total beras yang diperdagangkan di dunia. Diikuti Vietnam(15%) dan Amerika Serikat(11%).
Sementara Indonesia merupakan pengimpor beras terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan dunia) diikuti Bangladesh(4%) dan Brasil(3%). Sejatinya Indonesia pernah berhasil memacu produksi padinya sampai dengan pertengahan 1980-an. Bahkan pernah mengalami swasembada padi pada 1983-1984 dengan rata-rata produksi padi 5-6 ton GKP(gabah kering panen) per/hektar.
Namun sejak awal 1990-an suplai beras tidak lagi mampu memenuhi laju kebutuhan beras nasional, sehingga impor beras terus meningkat dari tahun ke tahun dan menjadikan Indonesia negara pengimpor beras. Lonjakan impor beras paling tinggi terjadi pada 1998, yaitu sebesar 5,8juta ton karena adanya krisis ekonomi, setelah itu impor relatif menurun hingga mencapai 733,2ribu ton pada tahun 2001.
Alih fungsi lahan,
Salah satu penyebab menurunnya produksi padi nasional adalah adanya alih fungsi lahan produktif yang sangat besar. Menurut Menteri Kementerian Pertanian RI, setiap tahun ada 100.000ha sawah beririgasi teknis beralih fungsi menjadi lahan nonpertanian, contohnya perumahan, pabrik, perkantoran dan jalan.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar