Klaten - Harga bawang merah di pasar Klaten hari ini tembus Rp.45.000,- per/kg. Minggu lalu harganya masih di kisaran 35-40ribu/kg. Salah satu penyebabnya adalah stock yang semakin menipis akibat suplai barang dari suplier yang terlambat dan kurang dapat memenuhi tingginya permintaan pasar.
Berita diatas saya tulis berdasarkan survey saya tadi ssiang ke PD Pasar Jaya Klaten, disalah satu kios sembako milik mbak.Ragil di belakang Plaza Matahari Klaten. "Brambang sekilo pinten, Bu?" tanya saya, "Sekilone 45ewu mas,. ajeng tumbas mboten?" katanya, "mboten Bu,"saya jwb.
Bawang merah tuh kebutuhan pokok, masak tanpa bawang merah bagi lidah orang Indonesia pasti rasanya kurang sedep. Dengan begitu bawang jadi salah satu icon dari bumbu-bumbu dapur lainya.
Kurangnya pasokan bawang membuat para pedagang berinisiatif menaikkan harga komoditi khusunya bawang merah. Pada kenyataanya memang didaerah Klaten dan sekitarnya sedang dalam masa musim tanam padi karena masih tingginya curah hujan membuat suplai air ke lahan persawahan sangat cocok untuk ditanami padi.
Dengan begitu para petani enggan untuk bertani yang lain selain tanaman padi. Beberapa memang ada petani yang memberanikan diri untuk menanam bawang merah tetapi kondisi yang sekarang ini mereka harus berani mengambil resiko yang cukup besar. Salah satunya adalah modal yang cukup tinggi untuk membeli benih bawang merah.
Sisi finansial petani bawang merah,
Harga benih bawang merah tidak jauh beda dengan harga bawang untuk bumbu. Tergantung kualitas masing-masing jenis bawang, Pada bulan lalu saya beli benih bawang merah di Pasar Legi Solo untuk jenis benih bawang merah dari Brebes perkilonya 35ribu. Sama dengan jenis bawang merah Bima yang ukuranya sedikit lebih besar dari pada bawang Brebes.
Dari segi rasa, bawang merah Brebes lebih sedap dibanding dengan bawang Bima(bawang goreng), meskipun ukurannya lebih kecil tetapi bawang merah Brebes banyak diminati oleh para ibu-ibu pecinta masak-masakan Indonesia.
Didaerah Klaten dan sekitarnya jumlah petani bawang merah masih sedikit sekali. Persoalan utama adalah masih minimnya pengetahuan tentang tata cara bertani bawang merah. Permasalahan yang kedua adalah modal yang tidak sedikit disertai dengan resiko kegagalan yang tidak sedikit pula.
Harapan pertama dari kami masyarakat khususnya para petani di Klaten termasuk saya adalah, kami menginginkan Pemerintah atau pihak-pihak tertentu dapat memberikan pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan tentang tata cara bertani bawang khususnya bawang merah.
Sehingga kami para petani dapat termotivasi untuk beralih ke komoditi tanaman bawang yang dilihat dari segi finansial bawang merah lebih menjanjikan keuntungan yang lebih bagi para petani.
Selain itu,
Harapan kedua adalah diharapkan Pemerintah dapat membantu meringankan beban para petani bawang khusunya di daerah Klaten dan sekitarnya. Paling tidak memberikan keringanan untuk harga benih bawang yang siap tanam. Sehingga para petani tidak lagi dibebankan dengan terlalu mahalnya harga benih siap tanam.
Jika harga bawang merah saat ini yang mencapai 45ribu/kilogram, dengan luas tanah per-petak sekitar 2000 Meter-persegi dan jarak tanam 15x20 Cm, maka para petani membutuhkan modal sekitar Rp.13.500.000,- untuk membeli benih bawang merah siap tanam.
Biaya proses penanaman, biaya perawatan, biaya pupuk dan obat-obatan/pestisida secara keseluruhan diperkirakan sekitar 10jt rupiah. Pantas saja kalau bawang merah menjadi pemegang kasta tertinggi diantara bumbu-bumbu dapur yang lain.
Meskipun demikian apabila proses penanaman dilakukan secara baik dan benar maka hasil panen yang baik akan menjadi pengobat jerih-payah para petani tercinta. Salam,
0 Komentar
Penulisan markup di komentar